SELAMAT DATANG DI BLOG PENYULUHAN PERIKANAN

Teknologi Mina Padi dengan Cara Tanam Jarwo


PENDAHULUAN

   Perspektif sistem usahatani padi-ikan dalam meningkatkan pendapatan petani adalah jika hasil padi telah mencapai tingkat maksimum sampai batas potensi genetik varietas dan daya dukung lingkungan (carrying capacity), maka sasaran program intensifikasi adalah mempertahankan tingkat produktivitas padi dan meningkatkan pendapatan petani.
  Rekayasa teknik tanam padi dengan cara tanam jajar legowo 2:1 atau4:l,berdasarkanhasil penelitian terbukti dapat meningkatkan produksi padi sebesar 12-22%. Disamping itu sistem legowo yang memberikan ruang yang luas (lorong) sangat cocok dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan (minapadi legowo). Hasil ikan yang diperoleh mampu menutup sebagian biaya usahatani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
   Teknologi legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun padi dalam barisan dan melebar jarak antar barisan sehingga seolah-olah rumpun padi berada dibarisan pinggir dari pertanaman yang memperoleh manfaat sebagai tanaman pinggir (border effect). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumpun padi yang berada di barisan pinggir hasilnya 1,5 – 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan produksi rumpun padi yang berada di bagian dalam.
KEUNTUNGAN
  • Pada cara tanam jajar legowo 2:1, semua maupun tanaman seolah-olah berada pada barisan pinggir pematang, sedangkan pada cara tanam jajar legowo 4:1, separuh tanaman berada pada bagian pinggir (mendapat manfaat border effect).
  • Jumlah rumpan padi meningkat sampai 33°/a/ha.
  • Meningkatkan produktivitas padi 12-22%.
  • Memudahkan pemeliharaan tanaman.
  • Masa pemeliharaan ikan dapat lebih lama, yaitu70-75 hari. dibanding cara tandur jajar biasa yang hanya 45 hari.
  • Hasil ikan yang diperoleh dapat menutupi sebagian biaya usaha tani.
  • Dapat meningkatkan pendapatan usahatani antara 30-50%.
PAKET TEKNOLOGI
1. Benih padi
 Benin padi yang digunakan adalah varietas unggul berlabel sesuai anjuran setempat dengan kebutuhan benih 25 kg/ha.
2. Persemaian
 Persemaian seluas 5% luas lahan yang akan ditanami. Pemeliharaan persemaian seperti pada cara tanam padi biasa. Umur persemaian 25-30 hari.
3. Pengolahan tanah
   Tanah diolah sempurna (2 kali bajak dan 2 kali garu), dengan kedalaman olah 15-20 cm. Bersamaan dengan pengolahan tanah dilaksanakan perbaikan pintu pemasukan/ pengeluaran dan perbaikan pematang, jangan sampai ada yang bocor.
4. Pembuatan caren dan saringan
   Pembuatan caren palang dan melintang pada saat pengolahan tanah terakhir, lebar 40 – 45 cm dengan kedalaman 25 – 30 cm. Pada titik persilangan dibuat kolam pengungsian ukuran 1×1 m dengan kedalaman 30 cm. Pada setiap pintu pemasukan dan pengeluaran air pada setiap petakan dipasang saringan kawat dan slat pengatur tinggi permukaan air menggunakan bambu.
5. Penanaman padi
    Cara tanam adalah jajar legowo 2:1 atau 4:1. Pada jajar legowo 2:1, setiap dua barisan tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, tetapi jarak dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm. Pada jajar legowo 4:1. setiap empat barisan tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, jarak dalam barisan tengah 20 cm, tetapi jarak dalam barisan pinggir lebih rapat yaitu 10 cm.
     Untuk mengatur jarak tanam digunakan caplak ukuran mata 20 cm. Pada jajar legowo 2:1 dicaplak satu arah saja, sedangkan pada jajar legowo 4:1 dicaplak kearah memanjang dan memotong.
6. Pengaturan air
  Pengaturan air macak-macak 3-4 HST. Setelah 10-15 HST (sesudah penyiangan dm pemupukan susulan pertama) air dimasukkan mengikuti tinggi tanaman.
7. Pemupukan
    Pupuk dasar diberikan secara disebar pada satu tanam padi dengan dosis 1/3 bagian Urea dan seluruh dosis SP-36. Pupuk susulan pertama diberikan pada umur 15 HST (sesudah penyiangan) dan pupuk susulan kedua pada umur 45 HST. Dosis pupuk sesuai anjuran setempat.
8. Penyiangan
  Penyiangan dilakukan pada umur 10-15 HST (sebelum pemberian pupuk susulan pertama) dan selannjutnya tergantung keadaan gulma.
9. Pengendalian hama dan penyakit
  Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan sistem perantauan. Hindari penggunaaa pestisida.
10. Benih ikan dan penebaran
    Jenis ikan yang dianjurkan adalah ikan yang berwarna gelap. Penebaran benih ikan dilakukan pada sore had secara perlahan-lahan agar ikan tidak mengalami sires akibat perubahan lingkungan. Ukuran benih yang dianjurkan 5-8 cm dengan kepadatan 5.000 ekor/ha.
11. Pemeliharaan ikan
    Pemeliharaan ikan meliputi pemberian pakan tambahan, pengelolaan air dan pengawasan hams. Pakan tambahan berupa dedak halus 250 kg/ha diberikan secara disebar pada caren, pagi/sore hari. Lama pemeliharaan ikan 70-75 hari.
12. Panen
    Panen ikan dilakukan 10 hari sebelum panen padi dengan cara mengeringkan petakan sawah, kemudian ikan ditangkap.
Sumber : Pustaka Litbang Deptan

No comments: